Rabu, 14 April 2010

SEKILAS TENTANG MANOPAUSE

Sudah tahu bahwa tiap tanggal 18 Oktober ditetapkan sebagai World Menopause Day?. International Society menetapkan hari itu dengan 2 maksud adalah:
  • Hendak mensosialkan apa dan bagaimana sebenarnya proses menopause.
  • Bagaimana kiat tetap bahagia menghadapi menopause yang secara alami biasanya memang diikuti dengan berbagai penuruan fungsi fisik perempuan.
Sekitar 75% perempuan mengalami gejala-gejala yang sangat mengganggu selama fase menopause, walau tingkat keparahannya berbeda untuk setiap individu. Mengenali gejala menopause akan membantu perempuan untuk mengenal dirinya sendiri, sebelum salah mengartikan menopause sebagai kehamilan atau penyakit lainnya.

Periode menstruasi yang tidak teratur adalah karakter menopause yang paling sering terjadi. Ketidakteraturan tersebut ditunjukkan dengan perubahan durasi (lebih panjang atau lebih pendek), kuantitas darah (lebih banyak atau lebih sedikit), maupun jarak antar periode.

Hubungi dokter Anda bila menstruasi berlangsung lebih dari 8 hari dengan kuantitas darah yang sangat banyak, jarak antar periode kurang dari 21 hari, atau Anda tidak mengalami menstruasi dalam 6 bulan.

Berkas panas adalah gejala klasik menopause sekaligus alasan yang mengharuskan Anda untuk mendapatkan perawatan. Berkas panas ditandai dengan sensasi rasa hangat yang tiba-tiba muncul atau rasa sangat panas yang menjalari hampir seluruh bagian tubuh, terutama dada, wajah, dan kepala. Terkadang disertai dengan keringat, merasa cemas, atau detak jantung yang lebih cepat.

Berkas panas kerap berhubungan dengan cuaca panas dan lembab, ruang sempit, kafein, alkohol, atau makanan pedas.

Perubahan pada alat kelamin, terutama rasa sakit saat intercourse karena kering. Perubahan ini terjadi karena estrogen memegang peranan penting dalam fungsi alat kelamin perempuan, rahim, kantong kemih, dan saluran kencing. Tak heran bila perempuan yang menopause akan kerap mengalami iritasi, gatal, dan sulit menahan urinasi. Intercourse secara teratur akan menjaga kelembaban alat kelamin perempuan.

Mood dan fungsi seksual berubah. Beberapa orang bahkan mengalami depresi, walau belum diketahui pasti hubungan depresi dengan jumlah estrogen yang rendah.

Pada sekitar usia 45 tahun, perempuan sebenarnya sudah mulai memasuki masa peralihan dan ditandai dengan gejala pusing, terasa tertusuk-tusuk di bahu dan leher, linu-linu di sekujur tubuh, dan mudah marah.

Gejala dan tanda-tanda pada masa perimenopouse (perpindahan) antara lain berupa:

· Gejolak panas (hot fluhes),

· Pusing, siklus haid tidak teratur dan

· Pembawaan sifat pelupa,

· Perasaan tegang disertai nyeri otot dan sendi. Mudah tersinggung dan rasa seperti ditusuk - tusuk jarum,

· Depresi dengan sakit kepala/migrain, kurang percaya diri/dispareuni, susah tidur

· Adanya atrofi vagina dan kering

· Mudah lelah dan kurang tenaga

· Disertai gatal daerah labia, napas pendek, keputihan, gelisah

· Kandung kemih disuria

Mengapa demikian? Sebenarnya ini alamiah tapi jarang dipahami oleh perempuan yang menjalani manopouse, dan para suami yang mendampingi.

Hal ini disebabkan hilangnya hormon estrogen yang selama ini bisa mempertahankan kemudaan orang. Masa dimana indung telur perempuan tidak mengeluarkan lagi. Istilah ilmiahnya adalah habisnya bosit dan folikel primodial pada indung telur sehingga berakibat berhentinya produksi estrogen.

Tumbuhan dan makanan yang bisa mengandung hormon estrogen adalah tempe, pepaya, bengkuang, dan buah terong yang biasanya digunakan untuk sayuran.

Suplemen estrogen melalui obat diperlukan jika perempuan menopouse yang mengalami gangguan serius.

Secara umum, perempuan akan kehilangan masa tulangnya antara 40-60 % > daripada pria. Dan jus pepaya atau jus bengkuang dapat membantu untuk perempuan menopouse yang menginginkan keharmonisan suami-istri.

Masa menopause, jika tidak ditangani dengan baik, memang akan menimbullkan problem yakni:

  • Terkena serangan jantung (cardio vascular)
  • Terjadi pengeroposan tulang (osteoporosis)
  • Gejala pikun (alzheimer)


TIPS-TIPS YANG PERLU DIPERHATIKAN:

  • Pengobatan menggunkan hormon estrogen mempunyai resiko yakni hormon estrogen dapat menimbulkan hiperplasia dan merangsang pertumbuhan sel kankel pada keganasan endometrium dan kanker payudara. Karena itu mereka yang mempunyai resiko tinggi terhadap kanker dianjurkan tidak menjalani terapi hormon ini.
  • Hindari rokok, alkohol dan kopi. Olah raga sejak muda, mengkonsumsi kalsium secara cukup.
  • Hindari seks bebas.
  • Minum Jus Pepaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar