Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.
Menurut survei yang melibatkan 5.423 wanita Asia dan dilakukan pada 9 negara, termasuk Indonesia, terbukti hanya 2 persen wanita yang mengetahui bahwa infeksi HPV merupakan penyebab kanker serviks. Jadi pengetahuan perempuan mengenai penyebab kanker serviks masih sangat minim.
Ditemui di acara Seminar/Workshop – Deteksi Dini & Penanggulangan Kanker Pada Anak & Perempuan di Kuningan, Minggu (03/05), Dr. Laila Nuranna, dr, SpOG(K), Kepala Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri–Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia–RSCM mengatakan, masyarakat awam yang sering ia temui masih belum memahami perbedaan kanker pada leher rahim dan kanker rahim.
Kanker Leher Rahim (serviks)
- Berada di bagian depan rahim
- Keluhan: Perdarahan, keputihan, nyeri panggul
- Bisa ditularkan pada mereka yang sudah aktif secara seksual
- Tidak berdasarkan keturunan, tapi karena virus HPV (Human Papilloma Virus)
- Bisa dideteksi dengan tes PAP (PAP Smear) dan tes IVA
- Vaksinasi HPV
Seperti dilaporkan oleh Bosch, pada tahun 2002 ditemukan bahwa HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan kanker serviks sebanyak 70 persen. Tipe onkogenik lainnya yaitu tipe 45, 31, 33, 52, dan lain-lain. Tipe low-risk (yang tidak menyebabkan kanker dan hanya menyebabkan kutil kelamin yang jinak) adalah tipe 6, 11, 42,43, 44.
Adapun faktor-faktor risiko yang meningkatkan seorang wanita terkena kanker serviks adalah;
- Wanita yang menikah muda (di bawah 20 tahun)
- Memiliki partner seksual lebih dari satu
- Infeksi menular seksual
- Merokok
- Defisiensi vitamin A, C, dan E.
Namun, ini tak menutup kemungkinan penularan terjadi pada wanita yang melakukan hubungan seksual dengan satu pasangan saja, masih terdapat faktor-faktor lain yang bisa menularkan virus HPV. Antara lain jika kita duduk di toilet umum yang sebelumnya diduduki oleh penderita kanker serviks.
Oleh sebab itu, Dr. Laila menyatakan bahwa adalah lebih aman untuk buang air di toilet jongkok. Sementara pada pria, HPV bisa menyebabkan kanker mulut, kutil kelamin, kanker penis, dan dubur.
Kebanyakan infeksi HPV berlangsung tanpa gejala, sehingga kebanyakan wanita tak akan menyadari dirinya sedang terinfeksi HPV. Adapun gejala kanker leher rahim adalah;
- Perdarahan pervaginaan (namun tak berarti seorang wanita yang mengalami perdarahan terkena kanker leher rahim)
- Keputihan bercampur darah dan berbau
- Nyeri panggul
- Tidak dapat buang air kecil
Maka adanya deteksi sejak dini amatlah penting. Jika kanker serviks ditemukan dalam tahap pra kanker, maka masih terdapat potensi untuk kesembuhan. Tes yang bisa dilakukan untuk mengetahui kemungkinan kanker serviks adalah dengan melakukan tes Pap (mengambil lendir dari serviks untuk dites di laboratorium), tes HPV-DNA (tes biomolekuler), Kolposkopi (alat pemeriksaan berupa teropong), dan tes IVA (tes menggunakan asam asetat 3-5 persen, murah dan bisa dilakukan dengan tenaga kesehatan siapa pun yang terlatih).
Berdasarkan penelitian, terbukti bahwa vaksin yang menargetkan HPV tipe 16 dan 18 berpotensi mencegah lebih dari 70 persen kasus kanker serviks di dunia.
HPV sangat mudah ditularkan. Penularannya tidak harus melalui hubungan seks melainkan dapat hanya melalui kontak kulit kelamin. Kondom memang dapat mengurangi risiko penularan HPV tetapi tidak memberikan perlindungan 100 persen terhadap infeksi HPV. Sehingga setiap perempuan tetap berisiko terkena infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Kanker serviks ini bisa dicegah dengan cara :
- Dapatkan pemeriksaan terbaik.
Kebanyakan kasus kanker serviks disebabkan infeksi HPV, sejenis virus yang tersebar lewat kontak seksual. Sekitar 90% dari HPV sembuh dengan sendirinya. Tapi jika tidak, bisa terbentuk sel-sel prakanker. Pemeriksaan papsmear masih merupakan standar untuk mendeteksi sel-sel ini, tapi beberapa studi terkini mengungkapkan, pemeriksaan untuk HPV bisa secara lebih mudah menghentikan kanker sebelum dimulai. Jika hasil tes ini positif, maka dokter akan memperhatikan secara lebih cermat perubahan-perubahan serviks dan mengangkat sel-sel prakanker yang mungkin ada. - Makan serealia sarapan yang difortifikasi
Makan serealia yang difortifikasi folic acid sekitar 400 mcg setap hari dari serealia atau roti yang difortifikasi, atau dalam bentuk suplemen dapat membantu. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda untuk lebih jelasnya. Cegah kanker serviks sebisa mungkin. - Makan sayuran pembasmi HPV
Perempuan yang diet tinggi sayuran beresiko lebih rendah 50% menderita infeksi HPV yang berlangsung lama, yang juga berarti berkemungkinan lebih kecil mengembangkan kanker serviks. Tambahkan semua jenis buah dan sayuran warna pelangi ke dalam diet Anda untuk mendapatkan perlindungan terbaik. - Jangan merokok
Kendati kebanyakan infeksi HPV lenyap dengan sendirinya tanpa diobati, hal ini jarang terjadi pada perempuan yang merokok. Penyebabnya adalah asap rokok melemahkan pertahanan tubuh. Infeksi HPV berlangsung lebih lama pada perempuan yang merokok dibandingkan yang tidak, dan meningkatkan resiko kanker serviks. Sedapat mungkin cegah kanker serviks dengan menghindari merokok. - Pelumas organ intim
Menggunakan pelumas organ intim yang dibuat dari carrageenan, senyawa pengental yang berasal dari rumput laut, menghentikan HPV bertahan dalam sel-sel sehat. - Makan brokoli dan kerabatnya
Senyawa tumbuhan di dalam brokoli, kembang kol, dan lain-lain dapat membantu sel-sel yang terinfeksi HPV menghancurkan diri sendiri. Cara ini sangat alamiah untuk menghilangkan sel-sel yang tidak sehat sehingga dapat meminimalkan resiko terkena kanker serviks. - Tingkatkan akurasi pemeriksaan papsmear (Klik gambar untuk memperbesar)
Dokter atau petugas kesehatan Anda berkemungkinan menyarankan Anda menjalani pemeriksaan papsmear setiap tahun atau setiap 3 tahun tergantung faktor resiko Anda untuk kanker serviks. Untuk mendapatkan hasil yang akurat jadwalkan pemeriksaan antara 10-20 hari sesudah hari pertama mens terakhir Anda. Jadwalkan ulang jika Anda mens pada hari pemeriksaan yang direncanakan. Jangan menggunakan foam, krim, obat atau doach vaginal selama 2 hari sebelum pemeriksaan. Jangan berhubungan intim 48 jam sebelum hari pemeriksaan. - Vaksin HPV
Saat ini tersedia vaksin untuk strain HPV yang paling berbahaya. Vaksin ini bisa membantu untuk mencegah kanker serviks. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk lebih jelasnya untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar